Jul 18, 2025
Cara tetap termotivasi dengan tetap realistis
Di film Hacksaw Ridge, ada satu permintaan yang dipanjatkan oleh Desmond Doss setiap kali berhasil menyelamatkan satu prajurit di medan perang.
Lord, please help me get one more.
Tuhan, bantu aku selamatkan satu orang lagi.
Permintaan ini terus diulang, hingga 74 kali. Dan, 74 kali itu juga Tuhan mengabulkan permintaannya.
Tulisan ini nggak akan membahas dari sisi teologis dari film tersebut, tapi lebih ke bagaimana sebuah target yang realistis mampu memotivasi kita untuk melangkah melampaui apa yang kita pikir mustahil, seperti yang Desmond Doss lakukan.
Kita pasti pernah, atau saat ini mungkin sedang ada di suatu fase di mana hidup rasanya gini-gini aja. Pagi berangkat kerja, sore pulang kerja, malam istirahat, besoknya berangkat kerja lagi.
Hidup rasanya jadi kurang bergairah.
Saya mau ajak teman-teman sebentar untuk flashback ke masa-masa ketika kita kecil. Di mana, kalau teman-teman minta sesuatu ke orang tua, orang tua akan memberikan syarat tertentu.
Misal, ayah akan belikan sepeda baru, kalau kita bisa masuk 5 besar di kelas.
Kita lalu belajar dengan giat. Beberapa dari kita mungkin ada yang berhasil masuk 5 besar. Beberapa juga ada yang gagal.
Terlepas dari berhasil atau gagalnya kita masuk 5 besar, ada sebuah motivasi yang mendorong kita untuk belajar dengan giat. Seberapapun sulitnya mata pelajaran. Seberapapun ingin menyerahnya kita terhadap mata pelajaran yang nggak kita sukai.
Berkaca dari ini, kita juga bisa mengimplementasikannya juga di kehidupan kita saat ini.
Ketika saya ngembangin Kanyaah, motivasi saya cuma satu: ingin punya side hustle yang minim resiko. Sehingga, mau untung, mau rugi, nggak masalah.
Saya ingin memulai membangun mental pengusaha.
Selama ini, saya berkutat di dunia yang penuh kepastian. Pasti kalau ada error di aplikasi, dan errornya di mana. Pasti kalau performa aplikasi kita lambat, dan apa penyebab lambatnya itu.
Dunia wirausaha? 180 derajat dengan dunia programming.
Dibandingkan dengan dunia programming, dunia ini penuh ketidakpastian. Misal, saya coba promosi Kanyaah via boost story. Copywriting saya rasa udah oke, udah ada social proof, reach lumayan. Tapi, belum dapat closing sama sekali.
Tapi, di sinilah letak serunya. Otak saya jadi penuh dengan pertanyaan.
Kenapa iklan ini belum berhasil bikin orang pesan undangan?
Apakah karena landing page-nya lemot?
Atau templatenya kurang menarik?
Atau memang belum perlu bikin undangan digital?
Pertanyaan-pertanyaan ini abstrak dan nggak ada jawaban yang 100% benar. Setiap asumsi harus dibuktikan melalui percobaan. Makanya, ada istiliah A/B testing.
Kanyaah menjadi pengalaman pertama saya mengembangkan produk sendiri dari nol. Tentunya butuh waktu, tenaga, dan pikiran untuk ini semua. Tapi, saya sangat menikmati prosesnya.
Setelah menjalankan Kanyaah selama hampir 3 tahun, saya jadi sadar, ternyata yang terus memotivasi saya adalah target-target kecil yang terukur.
Misal:
- menambahkan satu template undangan setiap bulan,
- update konten Instagram minimal setiap 2 hari sekali,
- mendapatkan minimal 5 pelanggan dalam satu bulan
Ada rencana yang harus disusun untuk mencapai target-target tersebut, dan proses eksekusi dari rencana-rencana tersebut. Beberapa berhasil, tapi beberapa lagi belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Menyempatkan waktu untuk memulai hal baru di sela-sela rutinitas
Di sela-sela rutinitas sehari-hari, coba sempatkan waktu setidaknya dua jam per hari untuk mencoba hal-hal baru yang menarik bagi temen-temen semua.
Kalau biasanya main media sosial cuma scroll-scroll aja, coba mulai ngonten. Buat konten tentang apapun yang temen-temen rasa menarik untuk dibahas. Fokus dulu di satu platform utama.
Jangan terlalu memikirkan niche. Jadikan diri sendiri sebagai niche.
Kalau temen-temen kerja kantoran, coba mulai side hustle. Nggak harus side hustle yang “wah”. Kecil-kecilan dulu aja. Selama nggak mengganggu kerjaan utama.
Lalu, coba buat target-target realistis yang bisa teman-teman capai dengan spare waktu 2 jam sehari. Misal: bikin konten minimal 1 hari sekali, atau mendapatkan first paying customer dalam 14 hari.
Seperti yang Desmond Doss lakukan. Ada tujuan utama dan angka spesifik yang sangat mungkin dicapai.
Oiya, pastikan juga setiap konten atau produk yang dibuat, memberikan nilai bagi audiens. Coba lakukan secara konsisten dalam 3 bulan, dan lihat bagaimana hasilnya.
Seiring berjalannya waktu, kalau kita merasa kita udah bisa achieve lebih tinggi lagi, kita bisa meningkatkan target-target tersebut. Peningkatannya nggak harus signifikan, realistis aja.
Sekian dulu untuk newsletter kali ini.
Buat temen-temen yang mau deploy aplikasi ke server, tapi belum ada pengalaman setup server sama sekali, saya nulis e-book tentang bagaimana cara deploy aplikasi ke server pakai Dokku. Gratis!
Saya juga lagi nulis e-book The Programmer’s Mindset, berisi mindset-mindset apa yang perlu dimiliki oleh kita sebagai seorang programmer agar tetap relevan di tengah ketatnya persaingan kerja.
Cocok buat para programmer yang baru mulai merintis karir di dunia programming, atau buat temen-temen yang mulai tertarik mendalami dunia programming.