adipurnm's log

Jul 2, 2025

Resolusi 2025: sebuah catatan retrospektif

Nggak terasa udah setengah tahun berlalu. Telat satu hari sih, tapi gapapa deh, haha. Kalau di dunia startup ada yang namanya retrospective meeting, kali ini mungkin lebih pas disebut retrospective writing.

Jadi, akhir tahun 2024, tepatnya tanggal 30 Desember, saya bikin post tentang resolusi tahun ini, karena memang ada beberapa hal yang ingin saya coba kerjakam dan tekuni. Tahun-tahun sebelumnya mah simple: asalkan bisa hidup dan tidur dengan tenang, maka udah cukup.

Mari retrospeksi.

Start to create content

Sejak konten TikTok terakhir saya di tahun 2024, per hari ini udah ada 4 konten tambahan. Sangat tidak produktif, haha.

Ini mungkin karena saya masih belum terbiasa ngonten dalam bentuk video. 4 konten TikTok tersebut malah satu diantaranya adalah carousel tentang Ruby on Rails. 1 konten tentang WordPress, dan 2 konten laginya mencoba peruntungan TikTok affliliate, walaupun hasilnya masih kurang dari satu porsi seblak ceker tulang taleng yang biasa saya pesan setiap kali nyeblak.

Kadang bingung juga sih mau bikin konten apa kalau formatnya video. Bahas ngoding atau tech terus saya ngerasanya kurang happy aja. Kalau bikinnya kurang happy, gimana mau ngasih value ke audiens kan?

Balik lagi ke konten video. Meskipun belum terbiasa, tapi ada dorongan dari dalam diri untuk mencoba lagi. Kali ini, nggak seperti konten-konten sebelumnya yang hanya pakai subtitle. Saya ingin coba, ngomong depan kamera secara langsung, ngebahas apapun yang menurut saya menarik untuk dibahas. Nggak harus spesifik niche tertentu, asalkan enjoy aja saya bikinnya, saya rasa udah cukup.

Oiya, saya juga mulai aktif di Thread. Sebelumnya di X, tapi entahlah, saya ngerasanya X udah terlalu toxic, jadi saya beralih ke Threads. Dan, jujur aja, timeline di Threads jauh lebih adem ketimbang di X. Vibes-nya positif banget.

Di Threads, awalnya saya ngonten buat nyemangatin orang-orang yang lagi ngerjain side hustle buat bikin aja dulu. Tapi, seiring berjalannya waktu, saya malah lebih nyaman sharing apa aja yang saya lakukan: progress enhancement Kanyaah, bikin mini side hustle, dan sebagainya. Kalau dipatok harus nyemangatin doang rasanya jadi mentok aja mau bikin konten apa lagi.

Write ebook

Rencana awal, saya ingin bikin ebook tentang tutorial Ruby on Rails bahasa Indonesia. Tapi, saya rasa tutorial resmi dari Rails sendiri: Getting Started with Rails, sudah sangat cukup jelas dan rinci. Sehingga, saya mengurungkan niat saya, dan fokus ke ebook nonteknis saya, yaitu The Programmer’s Mindset.

Ebook tersebut masih dalam tahap pengerjaan. Saya masih brainstorming dengan ChatGPT terkait poin-poin apa lagi yang perlu saya tambahkan di ebook tersebut.

Tenang, saya pakai ChatGPT cuma buat brainstorming ide aja kok. Kontennya saya sendiri yang tulis kata per katanya.

Write blog posts regularly

Ini adalah resolusi yang paling terealisasikan dari resolusi-resolusi saya yang lainnya. Dari awal tahun hingga tulisan ini dibuat, saya sudah menulis tepat 50 tulisan. 51 kalau tulisan ini dihitung.

Sempat ada bolongnya di tengah jalan karena kehilangan energi buat nulis di blog. Tapi, untungnya nggak sampai berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun seperti blog-blog saya di platform lainnya.

Focus more on Kanyaah

Bisa dibilang resolusi ini juga cukup tercapai. Ada cukup banyak enhancement yang saya lakukan di Kanyaah.

  1. 2 template baru selesai dikerjakan. Salah satunya udah ada yang pakai
  2. Enhancement flow pembuatan undangan. Setelah selesai bikin undangan, sekarang user akan diberi opsi untuk bayar undangan langsung atau bayar nanti.
  3. Setelah undangan aktif, ketika login lagi, user akan langsung diarahkan ke halaman Bagikan Undangan
  4. Perubahan pricing fitur Galeri Foto, dari per foto jadi per fitur.
  5. Pengaturan foto sampul dan latar belakang sekarang menyesuaikan dengan template undangan yang dipilih. Misal, di template Grey Vintage, ada opsi untuk set sampul countdown, sementara di template Minimalistic nggak ada.

Start new boring side hustles

Ini juga terealisasikan sih. Namun sayangnya sampai saat ini belum menghasilkan.

Saya bikin aplikasi pencatatan keuangan pribadi, yaitu Wang. Saya ambil ketidakpraktisan pencatatan keuangan di Google Sheet sebagai musuh utama. Tapi, nampaknya itu masih belum cukup untuk meyakinkan calon customer buat langganan di Wang, sekalipu biaya langganan bulanannya seharga satu porsi nasi goreng.

Setelah saya analisa lagi, kenapa Wang sulit sekali berkembang:

  1. problem yang coba di-solve udah di-solve oleh aplikasi yang udah ada,
  2. atau bahkan, apa yang di-state oleh Wang di landing page malah bukan masalah bagi orang lain.

Yah, saya bikin Wang karena tujuan awal saya pengen punya boring side hustle aja sih, tapi minim riset apa yang jadi pain poin dalam proses pencatatan keuangan.

Jadi, saya memutuskan untuk nggak melanjutkan project Wang lagi.


Key learnings

Ada beberapa key learnings yang saya peroleh dari realisasi resolusi 2025.

  1. Musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri. Sejatinya, kita nggak bersaing dengan siapapun, selain diri kita sendiri. Sebagai seorang solo developer, sehari-hari kita bertarung dengan rasa malas, hilang energi, stuck, menunda-nunda pekerjaan, dan hal-hal lainnya.
  2. Menjaga energi ngonten itu penting banget. Saya percaya bahwa ngonten itu adalah proses yang sangat panjang. Sehingga, energi ngonten harus dijaga sebaik mungkin untuk menghasilkan konten lebih banyak lagi, dan pastinya, memberikan value ke audiens.
  3. Kalau mau bikin produk baru, pastikan bahwa problem yang akan coba di-solve itu valid. Bisa divalidasi melalui survey kecil-kecilan, atau tanya langsung ke user yang bersangkutan. Bisa jadi, yang diperlukan hanyalah produk yang simple. Intinya, fokus ke problem solving. Kalau memang solve the problem, orang pasti rela bayar kok buat itu.
  4. Berani melakukan hal-hal baru. Ini berarti juga berani membuka peluang baru. Peluang yang bisa jadi nggak saya duga peluang apa aja yang kemungkinan akan datang, tapi worth to try. Misalnya, ya bikin konten video. Bagi saya ini hal baru. Bahkan, ngonten pun bisa dibilang sebagai hal baru.
  5. Kita nggak bisa handle banyak hal dalam satu waktu. Nambah side hustle berarti nambah waktu dan tenaga lagi buat ngembangin dan promosi side hustle baru tersebut. Belum ditambah harus maintain aplikasi yang udah berjalan. Belum lagi kalaj ada bugs. Punya banyak produk jadi bikin cepat burnout.

Saya rasa cukup sekian. Semoga bermanfaat!

Balas melalui email.